kekuatan syahadat itu...?????
Padang pasir yang tandus gersang, ia merintih di bawah bongkahan batu besar. Panas membahang mengemas tubuhnya. Tak satupun kata bergeming melainkan “ahad..ahad..ahad”. beberapa kali majikannya memperingati untuk melepaskan kata-kata itu. tapi terlalu dalam akar katanya ingin di cabut. Ia telah menghujam dalam hatinya penuh cinta. Saudara ku. Itulah bilal seorang budak hitam. Demikianlah ia menegakan syahadat yang baru ia yakini.
Sadar atau tidak bahwa sebenarnya kita dahulunya adalah orang-orang yang telah bersayahadat
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)” (QS.7:172)
Syahadat adalah sebuah persaksian, sebuah penyataan. Yang di ucapkan lewat lisan kita, di ikrarkan dalam hati dan tampak pada perbuatan. Dua kalimat syahadat (persaksian tiada Illah selain Allah dan Muhammad Rasulullah) adalah pintu kita memasuki gerbang akidah ini. Jika seseorang yang awalnya kafir. Kemudian masuk islam. Maka yang pertama kali di tuntunkan kepadanya adalah syahadat.
Syahadat merupakan titik tolak perubahan kehidupan. Seorang sahabat mulia rasulullah Umar.RA adalah orang yang terkenal keburukan nya di masa jahiliah.ia pernah mengubur anaknya, ia pemabuk.
Setelah bersyahadat, ia merupakan pembela Islam yang amat tangguh, pengasih sesama Muslim, pembeda antara yang hak dan yang batil, hingga mendapatkan julukan Al-Faruq. Ia merupakan manusia yang karena keimanannya yang teguh ditakuti bukan saja oleh orang kafir, bahkan setan pun lebih memilih jalan lain jika berpapasan dengan Umar. Ia juga yang didoakan Rasulullah agar masuk Islam, karena padanya terdapat kekuatan yang berarti bagi dakwah. Akhirnya, manusia yang sejarah masa lalunya penuh dengan cerita kelam itu, dengan syahadat bahkan akhirnya menjadi khalifah, amirul mukminin, di mana posisi itu tidak diberikan kepada semua orang
Kekaisaran romawi sempat di buat binggung. Betapa hebatnya ajaran yang di bawa Muhammad SAW. Dalam waktu singkat, sebuah bangsa yang tidak terlalu menarik perhatian bangsa –bangsa besar di dunia lantaran karena rendahnya kualitas bangsanya yang terkenal jahiliyah. Namun dalam waktu singkat mampu menggantikan sebuah imperium, sebuah bangsa yang terkenal super power (Romawi dan Persia) di zamannya. Bahkan wilayah yang terkena sinarnya pun menjadi daerah yang gemilang (tengok saja Kurtubah/cordoba, granada, bumi andalusia). Tidak lain karena kuatnya motifasi yang di bangun dari kalimat “La illaha illallah muhammad rasulullah”. Hingga mampu menciptakan perubahan besar itu.
Syahadat juga berarti kepatuhan. anas bin Malik, seorang budak dari Abu thalhah, saat itu sedang melayani tamu-tamu tuannya, diantaranya Ubai bin Ka’ab, Suhail bin Baidha, Abu Ubaidah, dan lain-lain. Tiba-tiba ada yang mengabarkan bahwa telah turun ayat yang mengharamkan minum khamr. Saat itu pula para sahabat yang memegang botol minuman langsung memecahkannya, yang sudah melekatkan gelas di bibirnya langsung membuangnya dan yang telah terlanjur meminumnya memasukkan jari tangannya ke dalam mulut agar dapat memuntahkannya kembali. Simpanan-simpanan khamr yang ada di rumah langsung dibuang di jalan-jalan. Madinah, laksana banjri khamr. Mereka keluar rumah dan berteriak, “kami telah tinggalkan, wahai tuhan kami! Kami telah tinggalkan, wahai tuhan kami!”
Begitulah kepatuhan para Syahabat Rasulullah yang telah bersyahadat. Pertanyaannya bagi kita. Jika kalimat itu begitu indah dan begitu hebat mengubah sebuah masyarakat. Mengapa saat itu ia tak lagi bertuah, tak lagi mampu?
Mudah untuk di ucapkan, karena lisan kita memang mudah melafalkan apaun yang ingin kita sampaikan. Tapi tak selalunya perkataan itu benar dari hati. Apalagi ia amat sulit untuk di lakukan. Bahkan para ulama mengatakan bahwa alam dunia kita ini adalah alam syahadat. Alam pembuktian syahadat kita kepada Allah. Seberapa jauh keyakinan kita kepada Allah, dan seberapa patuh kita kepada Allah.
Kita mungkin adalah orang-orang yang terlahir dari keluarga yang sudah islam dan kita hanya memahami sebagai lipstik.
Kita perlu mempertanyakan Syahadat kita kembali. Benarkah kita adalah orang yang telah bersayahadat? Sudahkah ia menghujan dalam hati kita? Dan sudahkah ia menjadi landasan amal kita.
Syahadat akan berimplikasi atau tampak pada aktivitas kita. Seorang yang telah bersyahadat keyakinannya penuh kepada Allah. Ia tak sedih ketikan musibah datang menghadang. Ia tak takut hinaan dan cercaan orang. Ia tak pernah khawatir dengan rezekinya. Hingga menghalalkan segala cara mendapatkannya. Ia tak pernah khawatir terhadap apapun yang menimpa dirinya. Ketika ia sedang susah ia senantiasa merasa Allah selalu bersamanya, ketika senang pun ia yakin bahwa semua atas dirinya adalah Rahmat Allah
Itulah makna syahadat yang melekat dalam diri seorang mukmin.sehingga ia pun optimis menuju perubahan pada dirinya. Dan ia pun optimis menuju sebuah perubahan besar bagi masyarakatnya. Karena ia adalah orang yang akan menggerakannya.
Marilah kita kembali pertanyakan syahadat kita. Sudah sampaikah ia di hati kita? Atau tersangkut di keronggkongan. Atau ia hanya melekat di bibir kita. Jika kita menginginkan perubahan yang baik pada diri kita. Maka perbaiki syahadat kita
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar jika anda menyukai atau merasa ingin mengkritik blog ini atau ada beberapa postingan kami yang bermasalah...
(Ingat Pikirkan kembali kata kata komentar anda, jangan sampai menyinggung pihak lain, atau terdapat unsur negatif , terimakasih)